SANANA- Pembangunan talud penahan banjir di Desa Waibau, Kecamatan Sanana, Kepulauan Sula, kini mencapai 40 persen.
Saat ini, pekerjaan talud tersebut berjalan sebagaimana mestinya diharapakan. Sehingga ditargetkan bulan Oktober 2025 mendatangi bisa rampung.
Hal ini diungkapkan kontraktor pembangunan talud penahan banjir Desa Waibau, Abdul Gani Hamisi, ketika di temui detiksula.com, Senin, 30 Juni 2025.
“Alhamdulillah pekerjaan talud di Desa Waibau saat ini sudah capai 40 persen. Meski sekarang ini lagi musim hujan,” ungkap Gani.
Proyek talud ini terang dia, dikerjakan dan masa berakhir bulan Desember 2025 mendatang. Artinya, bulan Juni hingga September pekerjaan ini akan digenjot progres pekerjaannya sehingga rampung lebih awal.
“Berdasarkan kontrak pekerjaan talud penahan banjir di Desa Waibau berakhir pada bulan Desember 2025. Akan tetap kami menargetkan selesai lebih awal,” kata Gani.
“Panjang proyek talud 380 meter, lebar dasar fondasi 1,5 meter, total tinggi talud 2,9 meter, dengan anggaran Rp 3 miliar lebih,” lanjutnya.
Hal senada, disampaikan Kepala Bidang Rehabilitasi dan Konstruksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Sula, yang juga sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Ade Yudhistira, ia menjelaskan, jangka waktu pelaksanaan proyek talud 304 hari terhitung dari dari tanggal 14 Februari hingga Desember 2025. “Akan tetapi saya sebagai PPTK menekankan kepada pihak rekanan agar di bulan Oktober sudah bisa selesai, ” tegasnya.
Sesuai kontrak kerja, lanjut Yoyo sapaan akrab Ade Yudhistira, ia menyebut, kontrak kerja dengan nomor: 910/01.RR/BPBD-KS/II/2025, nilai kontrak Rp 3.011.321.000, yang bersumber dari anggaran dana hibah BNPB tahun 2024 sesuai dengan PHD nomor: PHD-60/MK.7/DTK.03/RR/2024 tanggal 4 November 2024.
Kendati demikian, ia berharap pembangunan talud ini untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi masyarakat.
“Harapannya dengan selesainya pembangunan talud ini adalah dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat,” tandasnya. (red)